Tags
EMMY SAELAN
Content Language : Indonesian
Kita perlu mempunyai alasan yang cukup untuk memilih sesuatu, termasuk menuliskan sesuatu. Saya menulis Emmy Saelan berdasarkan riset kecilkecilan yang saya lakukan secara pribadi sejak setahun lalu. Saya mencoba secara acak menanyakan kepada orang-orang tentang Emmy Saelan. Saya ingin mengetahui sejauh mana mereka mengenal Emmy Saelan. Sebuah nama yang cukup familiar bagi warga Makassar. Setidaknya, ada dua jalan yang menggunakan nama martir perempuan ini, yakni Jalan Emmy Saelan di Kecamatan Ujung Pandang dan Jalan Monumen Emmy Saelan di Kecamatan Rappocini. Selain diabadikan sebagai nama jalan, nama Emmy juga diabadikan pada monumen. Hasil riset saya menunjukkan bahwa orang-orang nyaris tak mengenal Emmy Saelan. Dari responden yang bervariasi (pegawai, mahasiswa, dan pelajar), hanya ada 1 orang dari antara 20 orang yang mengetahui bahwa Emmy Saelan adalah seorang pahlawan. Hampir separuh dari responden mengira Emmy adalah lelaki. Seorang pelajar, yang sekolahnya dinamai sesuai dengan nama pahlawan ini, mengungkapkan bahwa gurunya tak pernah menyinggung atau menceritakan tentang Emmy Saelan. vi Menulis adalah mendengarkan diri dan upaya mendengarkan suara-suara yang lebih luas. Saya akhirnya memilih menuliskan tentang Emmy Saelan karena mendengarkan suara-suara tersebut. Sebuah monumen tidak akan punya arti tanpa story. Melalui buku ini, saya ingin menceritakan Emmy Saelan, tokoh perempuan yang berani dan militan untuk berjuang mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Selamat membaca.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.