Tags
TIGA PAHLAWAN TANPA TANDA JASA
Content Language : Indonesian
Saya ingin mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan terima kasih kepada segenap keluarga dan sahabat yang mendukung terbitnya karya ini. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih yang tulus untuk rekan penulis (penulis pendamping) dan kedua ilustrator yang telah bekerja keras demi terselesaikannya buku ini. Cerita dalam buku ini diangkat dari kisah nyata individu di masyarakat yang terbukti mendedikasikan hidupnya bagi lingkungan dan manusia sekitar. Pada setiap narasi, penulis dan ilustrator memodifikasi latar, waktu, dan detail kehidupan yang mereka jalani sampai hari ini. Cerita pertama dengan judul “Gamal Sang Dokter yang Ditakdirkan Menjadi Pahlawan” diangkat dari perjalanan seorang dokter asal kota Malang bernama Gamal Albinsaid yang menelurkan ide bank sampah untuk memberikan kesempatan berobat gratis bagi masyarakat yang kurang mampu. Cerita kedua dengan judul “Sutarno Sang Pencari Harta Karun” diangkat dari perjalanan hidup Sutarno, seorang penjual buku di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, yang berhasil mendirikan sebuah komunitas yang mewadahi mahasiswa, aktivis, dan dosen untuk berbagi ilmu pengetahuan secara terbuka. Cerita terakhir dengan judul “Kakek Sadiman Sang Penyelamat Ibu Pertiwi” terinspirasi dari kisah Mbah Sadiman asal Wonogiri yang memperjuangkan lingkungan dan alam sekitar selama lebih dari dua puluh Sekapur Sirih viii tahun. Sampai saat ini Mbah Sadiman berhasil menanam pohon beringin dan berbagai varietas tanaman noneksploitatif di atas tanah perbukitan seluas kurang lebih seratus hektare. Walaupun menghadapi berbagai kesulitan dan cemoohan orang lain, terutama warga sekitar, Kakek Sudiman berhasil menghijaukan daerah Bulukerto yang dulu mengalami kebakaran, kekeringan hebat, dan kekurangan sumber mata air. Saya menulis karya semi-fiksi ini selain bertujuan untuk memberi pesan-pesan positif bagi anak, juga sebagai sarana meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia sejak usia dini, dimulai dari siswa sekolah dasar. Motivasi menulis saya berangkat dari besarnya kekhawatiran atas rendahnya budaya literasi di Indonesia yang sampai sekarang ini masih menjadi realitas kehidupan. Derasnya arus informasi yang tidak diimbangi dengan kemampuan berpikir kritis dan budaya literasi membuat kita terancam menjadi bangsa yang mudah percaya dengan pseudosains dan berita bohong.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.