Tags
ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL ACEH
Content Language : Indonesian
Indonesia sangat kaya akan seni, adat, dan budaya. Terkadang, ketiganya—seni, adat, budaya—bisa menyatu dalam satu bentuk. Rumah tradisional, misalnya, bisa memuat ketiga hal tersebut. Secara arsitektur, rumah tradisional mengandung nilai seni yang sangat tinggi. Secara filosofis, rumah tradisional memuat nilai-nilai adat dan kearifan suatu daerah. Secara umum, rumah tradisional menggambarkan kehidupan dan budaya masyarakat pemilik rumah tersebut. Dalam buku ini dipaparkan tentang rumah tradisional masyarakat Aceh. Bagi masyarakat Aceh, rumah tradisional bisa dianggap sebagai rumah adat sekaligus rumah khas, yang ditempati masyarakat Aceh sejak lampau. Namun, dalam masyarakat Aceh tidak dikenal istilah rumah adat, tetapi lebih dikenal dengan sebutan rumoh Aceh, yakni rumah tradisional Aceh. Buku sederhana ini berusaha memaparkan arsitektur rumoh Aceh secara umum, mulai dari corak vi Arsitektur Rumah Tradisional Aceh bangunan, struktur bangunan, hingga nilai-nilai filosofi yang terkandung di baliknya. Dengan membaca buku ini, siswa diharapkan dapat mengenal lebih dekat tentang konstruksi dan nilai-nilai di balik rumah tradisional Aceh. Rumah tradisional Aceh merupakan salah satu sumber kekayaan seni, adat, dan budaya di Indonesia. Oleh karena itu, dengan membaca buku ini, siswa akan semakin mengenal keragaman dan keunikan seni budaya daerah di Indonesia. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi siswa setingkat sekolah menengah atas dalam mengenal arsitektur tradisional Indonesia. Kendati diperuntukkan bagi siswa sekolah menengah atas, buku ini juga dapat digunakan oleh siswa sekolah menengah pertama dan sekolah dasar. Pemaparan tentang arsitektur tradisional rumah Aceh dalam buku ini sengaja menggunakan bahasa yang sederhana agar setiap siswa dapat dengan mudah memahami maksud yang terkandung di dalamnya. Beberapa bagian tentang struktur rumah Aceh sengaja masih menggunakan istilah dalam bahasa Aceh. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengenal langsung istilah-istilah yang digunakan oleh masyarakat Aceh. Namun demikian, setiap istilah tersebut sudah ditejemahkan ke dalam bahasa Indonesia agar pembaca Arsitektur Rumah Tradisional Aceh vii mengerti maksud istilah tersebut. Penggunaan istilah lokal sebagai bentuk penghargaan terhadap bahasa daerah yang merupakan identitas setiap daerah. Akhirnya, penulis berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi anak-anak Indonesia yang mau belajar lebih dalam tentang arsitektur tradisional di Indonesia. Semoga buku ini dapat pula menjadi referensi atau acuan bagi setiap orang untuk menulis kekayaan arsitektur tradisional di daerahnya masing-masing. Akhirulkalam, penulis mengucapkan selamat membaca. Dengan membaca, kita banyak tahu. Dengan menulis, kita memberi tahu.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.